"Ada perlu apa Anda menemui aku?" tanya Abrahah. "Anda telah merampas
200 ekor unta milikku dan 400 ekor unta milik penduduk Mekkah. Aku
datang untuk meminta Anda mengembalikan semua itu kepada kami", jawab
Muthallib. Abrahah terkejut dan tertawa terbahak-bahak sambil mengejek,
"Anda ini aneh sekali. Saya datang hendak merobohkan Ka'bah, dan Anda
datang kepadaku dengan urusan yang remeh? Dimanakah nyali dan harga diri
Anda? Pantaskah Ka'bah yang Anda dan bangsa Arab yang dimuliakan itu
sedang dalam keadaan bahaya, justru Anda hanya menuntut onta Anda
dikembalikan??"
"Tentu saja", sanggah Mutthalib. "Unta-unta itu
kepunyaanku dan penduduk Mekkah. Maka aku wajib memeliharanya. Sedangkan
Ka'bah bukan kepunyaanku. Ka'bah adalah kepunyaan Allah, maka Dia-lah
yang akan melindungi dan memeliharanya".
Kembali Abrahah tertawa terbahak-bahak seolah melecehkan perkataan Abdul
Muthallib, "Apakah Allah yang konon pemilik Ka'bah itu akan mampu
merintangiku menghancurkannya?"
"Aku tidak tahu, itu urusan Allah. Tapi aku yakin, Allah tidak akan membiarkan milik-Nya dinodai oleh siapa pun."
"Jadi Anda tidak ingin memintaku untuk menghentikan niatku menghancurkan Ka'bah?"
Abdul Muthallib menggelengkan kepala, "Tidak!."
Jawaban yang tenang dan meyakinkan dari Abdul Muthallib membuat Abrahah
tidak tenang. Namun dia tidak peduli dengan kerisauannya. Meski hatinya
di dera rasa was-was dan risau, namun Abrahah tetap melanjutkan niatnya
dan segera memerintahkan anak buahnya untuk mengembalikan unta-unta
bangsa Arab, kemudian menyelesaikan misinya yaitu menghancurkan Ka'bah.
Detik-detik penghancuran pun tiba, Abrahah dan pasukan bergajah nya
mulai mendekati Ka'bah. Abrahah merasa yakin bahwa dia akan dapat
menghancurkan Ka'bah dengan sangat mudah. Namun apa yang terjadi
selanjutnya?? Kekuasaan dan pertolongan Allah pun tiba. Di awali dengan
enggan nya gajah-gajah tersebut menyentuh Ka'bah, seolah-olah
gajah-gajah itu tahu bahwa sebentar lagi mereka akan mengalami nasib
tragis dan mengerikan.
Benar saja, gerombolan burung-burung Ababil yang berjumlah, ratusan,
ribuan, bahkan mungkin jutaan telah melayang-layang tepat di atas
mereka. Jumlah burung sebanyak itu bagaikan kumpulan awan hitam pekat
yang mengandung petir dahsyat yang siap menyambar musuh-musuh Allah.
Di antara paruh-paruh dan kaki-kaki Ababil itu terdapat bara api yang
sangat panas yang berasal dari kerikil-kerikil neraka. Apa yang
dilakukan Ababil? Ternyata bara api itu mereka jatuhkan tepat di objek
sasarannya,yaitu musuh Allah, Abrahah dan pasukannya. Satu per satu
mereka dihujani bara api. Satu bara api yang sebesar kerikil itupun
mampu melelehkan kulit-kulit tentara Abrahah dan menghanguskan
tubuh-tubuh mereka dan hancurlah mereka sebelum mereka berhasil
menghancurkan Ka'bah.
Demikianlah kisah Ababil dalam sejarah. Dan kisah tersebut benar-benar
nyata. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa hikmah yang terkandung di
dalamnya. Kisah tersebut mengajarkan kita untuk meyakini bahwa kekuasaan
Allah dan kekuatan-Nya sangat besar dan tak terkalahkan. Yakinlah bahwa
pertolongan Allah itu sangat dekat terhadap hamba-hamba-Nya yang ikhlas
dan sabar dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. Renungkan lah..
Wallahu'alam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar