Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia[10] sekaligus lembaga pendidikan tinggi pertama di Hindia-Belanda[11]. Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.
Asrama mahasiswa, perumahan dosen, dan kantor pusat administrasi tidak terletak di kampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk ditempuh. Fasilitas yang tersedia di kampus di antaranya toko buku, kantor pos, kantin, bank, dan klinik.
Selain ruangan kuliah, laboratorium, bengkel dan studio, ITB memiliki sebuah galeri seni yaitu Galeri Soemardja, fasilitas olah raga, dan sebuah Campus Center. Di dekat kampus juga terdapat Masjid Salman untuk beribadah dan aktivitas keagamaan umat Islam di ITB. Untuk mendukung pelaksanaan aktivitas akademik dan riset, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung akademik, dintaranya Perpustakaan Pusat (dengan koleksi sekira 150.000 buku dan 1000 judul jurnal), Sarana Olah Raga Sasana Budaya Ganesha, Pusat Bahasa, Pusat layanan komputer (ComLabs) dan Observatorium Bosscha (salah satu fasilitas dari Kelompok Keahlian Astronomi FMIPA), terletak 11 kilometer di sebelah utara Bandung.
Rektor ITB saat ini adalah Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech., Ph.D. untuk periode 2010-2014.
Daftar isi |
Sejarah
Sejarah ITB bermula sejak awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu. Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. Technische Hoogeschool te Bandoeng berdiri tanggal 3 Juli 1920.[12]ITB didirikan pada 3 Juli 1920 dengan nama Technische Hoogeschool te Bandoeng (sering disingkat menjadi TH te Bandoeng, TH Bandung, atau THS) dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap yang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg- en Waterbouwkunde. ITB juga merupakan tempat di mana presiden Indonesia pertama, Soekarno meraih gelar insinyurnya dalam bidang Teknik Sipil.
Pada masa penjajahan Jepang, tepatnya tanggal 1 April 1944, THS dibuka kembali oleh Pemerintah Militer Jepang dengan nama バンドン工業大学 (Bandung Kōgyō Daigaku )[13] setelah ditutup sejak 8 Maret 1942 dengan menyerahnya Hindia Belanda di Kalijati. Kemudian pada masa kemerdekaan Indonesia, tahun 1945, namanya diubah menjadi "Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung". Pada tahun 1946, STT Bandung dipindahkan ke Yogyakarta dan menjadi cikal bakal lahirnya Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Pada tanggal 21 Juni 1946, NICA mendirikan Universiteit van Indonesie dengan Faculteit van Technische Wetenschap sebagai pengganti STT Bandung di lokasi Kampus THS dulu. Sebagian besar pengajarnya adalah para mantan pengajar THS yang baru saja dibebaskan dari kamp interniran Jepang[14]. Dan pada 6 Oktober 1947, Faculteit van Exacte Wetenschap berdiri. Ini kemudian menjadi Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia sejak 2 Februari 1950.
Kemudian pada tanggal 2 Maret 1959, Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam secara resmi memisahkan diri menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB).
Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi di Kota Bandung pada tanggal 2 Maret 1959. Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat.
Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan. Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri.
Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama. Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonom. Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang. Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan.
Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka. Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara.
Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2/Magister dan tiga Bidang Studi S3/Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan.
Kini, dengan suplai tahunan pelajar-pelajar Indonesia terbaik, ITB merupakan salah satu pusat ilmu sains, teknologi, dan seni terbaik di Indonesia.
ITB juga mendukung para pelajar dan aktivitas sosial mereka dengan mendukung himpunan mahasiswa yang ada di setiap departemen.
Setiap tahunnya, ITB memilih seorang mahasiswa terbaik untuk dikirim ke pemilihan mahasiswa teladan nasional. Ganesha Prize adalah nama penghargaan untuk mereka yang mendapatkan gelar mahasiswa terbaik ini. Penghargaan ini biasanya diberikan secara resmi pada seremoni penerimaan mahasiswa baru.
Fakultas dan Sekolah
Akreditasi
Setelah bertahun-tahun mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan nilai A untuk sebagian besar program studinya, pada tahun 2011 dua program studi ITB meraih akreditasi internasional dari Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) yang merupakan badan akreditasi independen terkemuka di Amerika Serikat (AS). Program studi yang mendapatkan akreditasi dari ABET adalah Program Studi Teknik Elektro dan Program Studi Teknik Kelautan.[15]Pada pertengahan Agustus 2012, kembali ITB meraih akreditasi internasional untuk dua program studi yaitu Program Studi Teknik Kimia dan Program Studi Teknik Fisika. Kini ITB telah memiliki empat program studi yang terakreditasi secara internasional, di mana ITB merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri di Indonesia yang memiliki akreditasi secara internasional dari ABET. Dengan diraihnya akreditasi ABET merupakan jaminan bagi para calon mahasiswa dan orang tua untuk memilih institusi pendidikan yang berkualitas baik secara nasional maupun internasional.[9]
Dengan akreditasi ABET tersebut, lulusan ITB mulai tahun 2012 akan mendapatkan ijazah tak hanya akreditasi BAN-PT tetapi juga terdapat logo ABET yang membuktikan bahwa lulusan ITB telah terdidik dengan standar internasional, tidak hanya terlembaga tetapi juga telah tersertifikasi secara resmi.[9]
Adanya akreditasi ini juga manfaatnya dapat dirasakan oleh para pengguna lulusan ITB. Anak didik ITB memiliki standar profesional kerja yang dapat disamakan dengan lulusan luar negeri ternama. Sehingga perusahaan penerima mereka dapat lebih yakin terhadap almamater mereka.[9]
Reputasi
Berdasarkan tingkat kepopuleran perguruan tinggi di dunia maya, dengan jumlah sampel 335 institusi perguruan tinggi oleh 4icu.org untuk tahun 2012, ITB masih menjadi perguruan tinggi terpopuler di Indonesia.[16] Hingga pertengahan Juli 2012, ITB menempati peringkat ke-13 di lingkup Asia,[17] dan peringkat ke-82 di dunia (satu-satunya yang mewakili Indonesia di dalam Top 200 Colleges and Universities in the world)[18].Sedangkan menurut penilaian lembaga pemeringkatan perguruan tinggi asal Inggris tahun 2009, THE-QS, ITB menempati peringkat 80 di dunia dalam bidang Teknik dan IT, satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mampu masuk dalam 100 besar pemeringkatan. Peringkat pertama sendiri diduduki oleh MIT.[19]. Kemudian pada tahun 2011 dalam bidang yang sama, peringkat yang ditempati ITB menjadi peringkat 100 di dunia.[20]
Dari tahun 2007 hingga saat ini, khusus untuk bidang Engineering & Technology dan Natural Sciences, ITB menempati peringkat pertama di Indonesia dan satu-satunya kampus di Indonesia yang memperoleh "bintang empat" dari QS World University Rankings.[21]
- Pada tahun 2009, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-21 di Asia[22] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-27 di Asia[23] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2010, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-30 di Asia[24] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-35 di Asia[25] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2011, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-26 di Asia[26] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-41 di Asia[27] dan peringkat pertama di Indonesia.
- Pada tahun 2012, QS Asian University Rankings di bidang Engineering & Technology memberikan ITB peringkat ke-27 di Asia[28] dan peringkat pertama di Indonesia, sementara di bidang Natural Sciences ITB menempati peringkat ke-35 di Asia[29] dan peringkat pertama di Indonesia.
Tahun 2008 ITB (826,01), UGM (774,09), Unair (742,60), UI (732,20), ITS (709,86).[30]
Tahun 2009 ITB (92,54), UGM (88,88), UI (87,11), ITS (83,55), Unair (83,36).[30]
Sedangkan pada tahun 2012, ITB memperoleh nilai rata-rata tertinggi yaitu 788,34; disusul UI (735,94), UGM (677,63), ITS (675,53), dan Unair di urutan ke lima.[31][32]
Rektor
- Prof. Ir. R. Soemono (2 Maret 1959-1 November 1959)[33]
- Prof. Ir. R. Otong Kosasih (1 November 1959-20 April 1964)
- Ir. R. Ukar Bratakusumah (14 April 1964-22 Februari 1965)[34]
- Letnan Kolonel Ir. Koentoadji (22 Februari 1965-1969)
- Prof. Dr. Doddy Achdiat Tisna Amidjaja (1969-7 Desember 1976)
- Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana (7 Desember 1976-14 Februari 1978)
- Dr. Soedjana Sapi'ie (16 Februari 1978-30 Mei 1979)[35]
- Prof. Dr. Doddy Achdiat Tisna Amidjaja (30 Mei 1979-22 November 1980)[36]
- Prof. Hariadi Paminto Soepangkat, Ph.D. (22 November 1980-12 Desember 1988)
- Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME (12 Desember 1988-7 Maret 1997)
- Prof. Ir. Lilik Hendrajaya, M.Sc., Ph.D. (7 Maret 1997-10 November 2001)
- Ir. Kusmayanto Kadiman, Ph.D. (10 November 2001-21 Oktober 2004)
- Prof. Ir. Adang Surahman, M.Sc., Ph.D. (23 Oktober 2004-29 Januari 2005)[37]
- Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. (29 Januari 2005-29 Januari 2010)
- Prof. Akhmaloka, Dipl.Biotech., Ph.D. (29 Januari 2010-sekarang)
Keluarga Mahasiswa ITB
Pemerintah melalui Mendikbud Daoed Joesoef menggulirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan yang lazim disingkat NKK/BKK. Dewan Mahasiswa se-Indonesia dibubarkan dan kemahasiswaan diatur oleh Pembantu Rektor bidang Kemahasiswaan melalui BKK. Mahasiswa menolak dengan keras BKK, dan tetap mengadakan pemilihan Ketua DeMa (Dewan Mahasiswa). Namun setiap Ketua DeMa terpilih, malam itu juga surat ancaman DO (Drop Out) sampai. Akibatnya tidak ada yang bersedia menjadi Ketua DeMa. Akhirnya mahasiswa ITB memutuskan membubarkan Dewan Mahasiswa dan membekukan DeMa ITB. Kemudian didirikan Badan Koordinasi (BAKOR) untuk mengkoordinasikan pergerakan. Sementara cita-cita DeMa diamanatkan kepada Himpunan-Himpunan sebagai kantung-kantung gerakan, dengan konsekuensi, kaderisasi ada di tingkat himpunan.Sampai pada Tahun 1994, Perwakilan Mahasiswa yang tergabung dalam FKHJ (Forum Ketua Himpunan Jurusan), memutuskan untuk membentuk kembali kemahasiswaan terpusat, untuk mengusung gerakan eksternal yang pada saat itu sedang menghangat di Indonesia. Akhirnya dibentuklah Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung KM ITB.
Unit Kegiatan Mahasiswa
- Rumpun Agama[38]
- Persekutuan Mahasiswa Kristen "PMK" (Christian Student Fellowship)
- Keluarga Mahasiswa Katolik "KMK" (Catholic Student Society)
- Keluarga Mahasiswa Hindu "KMH" (Hindu Student Society)
- Keluarga Mahasiswa Buddha "Dhammanano" (Buddhist Student Society)
- Keluarga Mahasiswa Islam "GAMAIS" (Islamic Student Society)
- Rumpun Keilmuan[38]
- ShARE ITB
- Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan "PSIK" (Societal Study Union)
- Majalah Ganesha – Kelompok Studi Sejarah, Ekonomi dan Politik ITB
- Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar Modal ITB
- Institut Sosial Humaniora "Tiang Bendera" ITB
- Unit Kajian Islam Ideologis HATI ITB (Harmoni Amal Titian Ilmu)
- Rumpun Pendidikan[38]
- Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa "KOKESMA"
- Unit Robotika
- U-Green ITB
- Techno Enterpreneur Club
- Student English Forum "SEF"
- Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon I/ITB (Student Regiment Battalion I/ITB)]
- Pramuka ITB (Gudep 06005-06006)
- Liga Film Mahasiswa "LFM" ITB
- Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) ITB
- Ganesha Model United Nations Club
- Kelompok Studi Visual Budaya Modern (Genshiken ITB)
- Amateur Radio Club ITB - ARC ITB
- Keluarga Mahasiswa Pencinta Alam Ganesha "KMPA"
- Rumpun Seni Dan Budaya[38]
- ITB Dance and Performance Art Community (INFINITY)
- Unit Kebudayaan Aceh (UKA)
- Unit Kesenian Sumatera Utara (UKSU)
- Unit Kesenian Sulawesi Selatan (UKSS)
- Unit Kebudayaan Melayu Riau (UKMR-ITB)
- Unit Kesenian Minangkabau (UKM)
- Unit Kebudayaan Jepang (UKJ)
- Unit Kebudayaan Irian (UKIR) ITB
- Unit Kebudayaan Banten DEBUST ITB
- Unit Kebudayaan Betawi
- Unit Budaya Lampung (UBALA)
- Studi Teater Mahasiswa (STEMA)
- Serumpun Mahasiswa Bangka Belitung
- Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan Jawa
- Paduan Suara Mahasiswa (PSM-ITB)
- Mahasiswa Bumi Sriwijaya (MUSI)
- Maha Gotra Ganesha (MGG)
- Marching Band Waditra Ganesha (MBWG)
- Lingkung Seni Sunda (LSS)
- Lingkar Sastra ITB
- Paguyuban Seni Budaya Jawa Timuran - Loedroek ITB
- Keluarga Paduan Angklung ITB
- Keluarga Mahasiswa Jambi - Siginjai (KMJ-Siginjai)
- ITBJazz
- ITB Students Orchestra (ISO)
- Unit Apresiasi Musik (apres!) ITB
- Rumpun Media[38]
- Tabloid Mahasiswa Boulevard
- Radio Kampus - ITB community radio
- Pers Mahasiswa (Persma) ITB
- GaneshaTV (GTV)
- 8EH Radio ITB
- Rumpun Olah Raga dan Kesehatan[38]
- Unit Tenis ITB
- Unit Renang dan Polo Air (URPA)
- Unit Judo ITB
- Unit Capoeira Quizumba (UCI) ITB
- Unit Bola Voli (UBV)
- Unit Bulu Tangkis (UBT) ITB
- Unit Basket "GANESHA" (UBG-ITB)
- Unit Aktivitas Tenis Meja ITB (UATM ITB)
- Tarung Drajat (Boxer)
- Unit Taekwondo
- Syufu Taeshukan Hent Lanah ITB
- Unit Softball
- Satuan Kegiatan Olah Raga (SKOR) Hoki ITB
- Persatuan Sepak Bola ITB (PS ITB)
- Persatuan Catur Mahasiswa ITB
- Perisai Diri
- Unit Panahan PASOPATI ITB
- Unit Selam Nautika ITB
- Unit Kendo ITB
- Shorinji Kempo ITB
- Unit Karate (Bandung Karate Club) cabang ITB
- Bela Diri Hikmatul Iman Ranting ITB
- Ganesha Bicycler
- Unit Aktivitas Bridge (UAB)
- Atletik Ganesha (ATLAS)
- Aikido
Himpunan Mahasiswa Jurusan
- HIMAFI ITB (Himpunan Mahasiswa Fisika) [39]
- HIMASITH "NYMPHAEA" ITB (Himpunan Mahasiswa Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, "Nymphaea")]
- HIMASTRON ITB (Himpunan Mahasiswa Astronomi)[39]
- HIMATEK ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia)[39]
- HIMATG "TERRA" ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika)[39]
- HIMATIKA ITB (Himpunan Mahasiswa Matematika)[39]
- HME ITB (Himpunan Mahasiswa Elektroteknik)[39]
- HMF "Ars Praeparandi" ITB (Himpunan Mahasiswa Farmasi)[39]
- HMFT ITB (Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik)[39]
- HMIF ITB (Himpunan Mahasiswa Informatika)[39]
- HMK AMISCA ITB (Himpunan Mahasiswa Kimia)[39]
- HMM ITB (Himpunan Mahasiswa Mesin)[39]
- HMME "Atmosphaira" (Himpunan Mahasiswa Meteorologi) ITB[39]
- HMO "TRITON" (Himpunan Mahasiswa Oseanografi) ITB[39]
- HMP PANGRIPTA LOKA ITB (Himpunan Mahasiswa Planologi Pangripta Loka)[39]
- HMS ITB (Himpunan Mahasiswa Sipil)[39]
- HMT ITB (Himpunan Mahasiswa Tambang)[39]
- HMTG "GEA" ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi "GEA" ITB)[39]
- HMTL ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan)[39]
- HMTM "PATRA" ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Perinyakan)[39]
- IMA-G (Ikatan Mahasiswa Arsitektur - Gunadharma)[39]
- IMG ITB (Ikatan Mahasiswa Geodesi)[39]
- IMMG ITB (Ikatan Mahasiswa Metalurgi ITB)[39]
- KMKL ITB (Keluarga Mahasiswa teknik Kelautan ITB)[39]
- KMPN ITB (Keluarga Mahasiswa Teknik Penerbangan)[39]
- KM-SBM ITB (Keluarga Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen)[39]
- KMSR ITB (Keluarga Mahasiswa Seni Rupa)[39]
- MTI ITB (Keluarga Mahasiswa Teknik Industri)[39]
- MTM ITB (Himpunan Mahasiswa Teknik Material)[39]
Alumni
- Abdullah Puteh, Mantan Gubernur Nanggroe Aceh Darrusalam
- Al Aziz Abbie Roossano, pengusaha
- Afrizal ssi., pengusaha
- Aburizal Bakrie, Menko Kesra, pengusaha terkaya Indonesia 2007
- Ahmad Idjaz, pengusaha
- Al Hilal Hamdi, Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
- Alvin Anderson, Analis keuangan RI, Direktur Utama Exxon Indonesia
- Aming, Komedian Lokal
- Arifin Panigoro, Anggota DPR, Pemilik Medco Group
- Azwar Anas, mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, mantan Gubernur Sumatera Barat
- Armein Z R Langi, Kepala Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi ITB (PPTIK-ITB)
- Bambang Harymurti, Mantan Pemimpin Redaksi TEMPO
- Bambang Hidayat, Astronom Dunia
- Bambang Subianto, Mantan Menteri Keuangan
- Baihaki Hakim, Ex Dirut Caltex dan Pertamina
- Betti Alisjahbana, CEO IBM Indonesia
- Budi Rahardjo, pakar IT-Security Indonesia, kolumnis Majalah Info Linux
- BJ Habibie, Presiden RI ke-3, Ahli Teknik Penerbangan
- Cacuk Sudarijanto, Mantan Direktur Indosat, Direktur Utama Telkom dan mantan Kepala BPPN
- Ciputra, Pengusaha
- Dian Angreniwati Soerarso, Direktur Bank Niaga
- Djuanda Kartawidjaja, Mantan Perdana Menteri Indonesia
- Eddie Widiono, Mantan Direktur Utama PLN
- Erna Witoelar, Mantan Menteri Pemukiman & Prasarana Wilayah
- Enda Nasution, Penulis
- Evita H Legowo, Kepala Dirjen Migas
- Fadel Muhammad, Menteri Kelautan dan Perikanan
- Fadjroel Rachman, Intelektual, CEO Pedoman Group
- Fariz RM, musisi
- Ginandjar Kartasasmita, Ketua DPD
- Giri Suseno Hadihardjono, mantan Menteri Perhubungan Indonesia
- Gito Rollies, penyanyi dan aktor
- Hans Wospakrik, Fisikawan
- Harijono Djojodihardjo, Mantan Ketua LAPAN
- Harry Roesli, musisi, politisi, budayawan
- Hartono Rekso Dharsono. Mantan Pangdam Siliwangi, tokoh Petisi 50
- Hartarto Sastrosoenarto , Mantan Menteri Perindustrian
- Hasnul Suhaimi, Direktur Utama PT XL Axiata
- Hatta Rajasa, Menteri Koordinator bidang Perekonomian
- Herman Johannes, Mantan Menteri Pekerjaan Umum, Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada
- Hilmi Panigoro, Pengusaha
- Indra Herlambang, Artis
- Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
- Joko Anwar, penulis naskah film
- Jusman Syafii Djamal, Mantan Direktur Utama PT DI, Menteri Perhubungan
- Karen Agustiawan, Dirut Pertamina
- Karlina Leksono, Astronom
- Kuntoro Mangkusubroto, Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan
- Kusmayanto Kadiman, Mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi
- Laksamana Sukardi, Mantan Menteri Negara BUMN
- Luluk Sumiarso, Deputi ESDM
- Muslimin Nasution, Mantan Menteri Kehutanan dan Ketua ICMI
- Nabiel Makarim, Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup (2 semester di FIKTM ITB)
- Onno W Purbo, pakar teknologi informasi dan tokoh Sumber terbuka Indonesia
- Pantur Silaban, Fisikawan
- Pangeran M. Noor, Mantan Menteri Pekerjaan Umum, Mantan Gubernur Kalimantan
- Pater Drost, Rohaniwan, Pakar pendidikan
- Pramono Anung, Mantan Ketua HMT ITB, Politikus,Sekjen PDI-P
- Purnomo Yusgiantoro, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
- Rachmat Witoelar, Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup
- Raden Pardede, Komisaris Bank Central Asia
- R Priyono, Kepala BP Migas
- Revantino, Seniman, Budayawan
- Rinaldi Firmansyah, Direktur Utama PT Telkom
- Riza Falepi, Anggota DPD RI 2009-2014
- Rizal Ramli, Mantan Menko Perekonomian
- Rozik Boedioro Soetjipto, mantan Menteri Negara Pekerjaan Umum
- Said Djauharsjah Jenie, Ketua BPPT
- Salahuddin Wahid, Rohaniwan, Politisi
- Samaun Samadikun, Profesor, Guru Besar di Bidang (Mikro) Elektronika, Mantan Direktur PAUME Pusat Mikroelektronika
- Sanyoto Sastrowardoyo, Mantan Menteri Negara Investasi, Kepala BKPM
- Sarwono Kusumaatmadja, Anggota DPD, Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
- Sedyatmo, Penemu Pondasi Cakar Ayam
- Siswono Yudo Husodo, Mantan Menteri Perumahan Rakyat
- Soekarno, Presiden RI pertama
- Sri Bintang Pamungkas, Politisi
- Sudjiwo Tedjo, Seniman, Budayawan
- Suhono Harso Supangkat Staf Pengajar ITB
- Syafruddin Arsjad Temenggung, Mantan Kepala BPPN
- Taufik Akbar, Ahli Satelit
- Tjia May On, Fisikawan
- Tjokorda Raka Sukawati, Ahli Konstruksi, Penemu Teknik Sosrobahu
- Tri Haryo Susilo, CEO PT Rekayasa Industri
- Wimar Witoelar, Pengamat Sosial & Politik
- Winardi Sutantyo, Astronom
- Wiranto Arismunandar, Mantan Menteri Pendidikan & Kebudayaan
- Wiratman Wangsadinata, Ahli Konstruksi
- Wiyoto Wiyono, Ahli Konstruksi
- Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, rohaniwan, novelis, aktivis HAM
- Yani Panigoro, Pengusaha, Pimpinan Medco Group
- Zuhal, mantan Menteri Riset & Teknologi, mantan Dirut PLN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar