Iman Kristen menerima bahwa melalui kematiannya di kayu salib, Yesus mati untuk semua orang, dan bahwa semua orang dapat mencapai keselamatan melalui dia, suatu doktrin yang dijelaskan untuk pertama kalinya dan selengkapnya oleh Santo Paulus. Bagaimana ini dapat dimengerti? Pertama-tama kita harus menelusuri kembali iman Yahudi, karena tanpa memahami pemikiran orang atau bangsa Yahudi, maka argumen Kristen tidak akan dapat dimengerti. Menurut ajaran Yahudi, jalan satu-satunya untuk berdamai dengan Tuhan dan untuk mencapai keselamatan dari Tuhan adalah dengan menaati semua aturan-aturan hukum (hukum Tuhan), selain juga mematuhi tafsiran dan penjelasan dari hukum tersebut yang telah dikembangkan secara lisan selama berabad-abad. Jika seseorang tidak mematuhi semua ketentuan hukum (Taurat) tersebut, maka dia dihukum -lihat ulangan (Musa 5) 27:26- "Suatu kutukan bagi orang yang tidak memenuhi hukum dengan melakukan semua yang telah ditentukan dalam hukum itu." Tetapi Paulus menyadari bahwa hal tersebut tidaklah mungkin, karena tidaklah ada manusia yang mampu memelihara semua kaidah-kaidah dan peraturan-peraturan tersebut, dan akibatnya semua orang menjadi akan dihukum. Adakah jalan keluarnya? Ya. Yesus diutus oleh Tuhan, yang suci dan tidak berdosa, merupakan satu-satunya orang yang dapat bersatu dengan Tuhan melalui kesempurnaan hidupnya. Namun, walaupun tidak ada kesalahan dalam dirinya (ketidakbersalahan Yesus dinyatakan berulang-ulang oleh penulis-penulis Injil), tetapi dia disalibkan, yang berarti bahwa dia seperti semua orang, dihukum sesuai (menurut) hukum. Hal ini dijelaskan berdasarkan Kitab Ulangan 21:22-23: "Bila seseorang didakwa melakukan kejahatan besar dan dijatuhi hukuman mati, maka kamu harus menggantung dia pada sebuah kayu; tetapi tubuhnya jangan dibiarkan tergantung sampai bermalam; kamu harus menguburnya pada hari itu juga, karena seorang manusia yang digantung adalah terkutuk di hadapan Tuhan ..." Namun demikian, Yesus berdamai dengan Tuhan, dia telah mematahkan rintangan hukum melalui kebangkitannya. Jadi bila seorang manusia, walaupun dikutuk berdasarkan hukum, akan dapat didamaikan dengan Tuhan, maka semua orang melalui iman dan melalui pengidentifikasian (peniruan) orang yang satu tersebut (Yesus) dapat didamaikan dengan Tuhan sebagaimana Yesus adanya. Oleh karena itu apa yang penting bagi keselamatan bukanlah sepenuhnya terletak pada ketaatan pada hukum secara kaku dan mutlak (walaupun Paulus menegaskan bahwa hukum atau Taurat itu baik, yang telah diturunkan oleh Tuhan, dan harus ditaati sebisa mungkin -Roma 7:12) tetapi lebih dari itu adalah iman terhadap Kristus yang menjadi intinya, karena melalui iman dalam Yesus, orang Kristen yakin bahwa mereka akan diarahkan pada Tuhan sebagaimana Yesus Kristus itu sendiri.
Selasa, 15 Januari 2013
SEJARAH PERKEMBANGAN TRINITAS (2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar