Semua agama memiliki nabi atau rasul. Nabi biasanya dipandang sebagai
seseorang yang ditunjuk oleh Tuhan untuk menyampaikan wahyu kepada
seluruh umat manusia. Sejumlah buku menyebutkan bahwa jumlah nabi yang
diutus Tuhan ke planet bumi ini tak kurang dari 124 ribu nabi. Dari
ribuan nabi itu ada yang diketahui karena diceritakan melalui kitab
suci, baik dalam Taurat, Zabur, Injil, maupun Alquran.
Konon, nama-nama nabi yang tercantum dalam kitab suci-kitab suci itu
tak lebih dari 200-an orang. Dengan demikian, masih banyak nabi-nabi
lain yang tak diketahui. Di antara mereka ada yang disebut nabi, dan
mungkin sudah banyak yang menggunakan identitas dan nama lain seperti
tuan, pangeran, pendeta, kiai, atau yang lainnya.
Allah berfirman dalam surat al-Nisa’ (4): 164, “Dan (Kami telah
mengutus) rasul-rasul (nabi-nabi) yang telah Kami kisahkan tentang
mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tak akan Kami ceritakan
tentang mereka kepadamu.”
Para nabi itu tak menumpuk di satu kawasan, melainkan tersebar di
pelbagai negeri dan bangsa. Allah berfirman (al-Nahl [16]: 36), “Sungguh
telah Kami utus seorang rasul bagi tiap-tiap umat..” Allah juga
berfirman (al-Ra’d [13]: 7), “bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi
petunjuk.” Dalam surat Fathir (35): 24 Allah berfirman wa in min
ummatin illa khala fiha nadzir. Bahwa tak satu umat pun yang vakum dari
seorang pemberi peringatan.
Al-Qurthubi dalam al-Jami’ li Ahkamil Qur`an (Jilid VII, hlm.
618) menyatakan bahwa nadzir dalam ayat itu berarti seorang nabi. Ayat
ini juga, menurut Qatadah sebagaimana dikutip Thabari dalam Jami’ al-Bayan fiy Ta`wil al-Qur`an
(Jilid X, hlm. 408), menunjukkan bahwa para rasul itu memang menyebar
ke seluruh bangsa-bangsa. Kullu ummatin kana laha rasul (setiap umat
memiliki rasul).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar