Selasa, 05 November 2013

CERPEN : THE RAIN

Kamu gak pulang Sin?” kata Rama.
“Iya tapi aku baru nungguin Pak Tarno buat jemput aku.” kataku.
“Bareng aku aja yuk.” kata Rama.
“Tapi Ram?” kataku.
“Ayo keburu deras nih hujannya.” kata Rama.
“Iya deh.” kataku.
Aku pun berjalan menuju ke mobilnya Rama.
Rama adalah sahabat kecilku, sudah 12 tahun ia menemaniku. Dari SD sampai SMA. Dia sangat perhatian sama aku, bahkan bisa dikatakan lebih perhatian dari seorang pacar. Aku dan Rama belum pernah ngerasain cinta, tapi tanpa cinta aku dan Rama bisa selalu tertawa, dan yang pasti gak pernah galau. Sekarang aku dan Rama duduk di kelas 3 SMA. Kami sudah saling mengenal satu sama lain.
“Sinta, besok Minggu kamu ada acara gak?” kata Rama.
“Hmm, kayaknya sih enggak. memangnya kenapa?” kataku.
“Aku mau ngajak kamu jalan-jalan.” kata Rama.
“Kemana?” kataku.
“Ya rahasia dong.” kata Rama.
“Ih kamu gitu deh sekarang sama aku.” kataku sebal.
“Jangan cemberut gitu dong cantik.” kata Rama.
“Tau ahh.” kataku masih sebal.
“Ehh Cantiknya hilang tuh Sin.” kata Rama.
“Apaan sih kamu Ram? Cantiknya aku tuh awet tau, gak pernah hilang sedikit pun.” kataku.
“Kamu kasih pengawet ya?” kata Rama sambil melirikku.
“Eh enak aja.” kataku.
“Bercanda cantik.” kata Rama.
“Iya, tapi kamu bercandanya keterlaluan.” kataku.
“Cuma gitu kok keterlaluan?” kata Rama.
Aku tak menjawab…
“Ya sudah maaf ya cantik.” kata Rama.
“Iya.” kataku masih sebal.
“Sebagai permohonan maafku, aku pengen ngajak kamu beli es krim. Kamu mau kan?.” kata Rama.
“Boleh.” kataku.
#Di kedai es krim
“Mas pesen es krim vanilla sama topping blueberrynya 2 ya.” kata Rama.
Rama tau banget makanan apa aja yang aku suka termasuk rasanya.
Tak lama kemudian es krimnya pun datang.
“Selamat menikmati.” kata pelayan itu.
“makasih mas.” kataku dan Rama bebarengan.
Rama sedari tadi melihatku memakan es krim…
“Ram, kok kamu serius banget sih ngelihatnya. memang ada yang salah?” kataku.
“Gak kok, kamu itu cantik banget kalau lagi makan es krim. Belepotan lagi.” kata Rama sambil mengelap bibirku yang terkena es krim.
“Ngejek nih ceritanya.” kataku.
“Enggak kok.” kata Rama.
Beberapa menit kemudian aku dan Rama selesai makan es krim
“Rama, hujannya sudah reda tuh.” kataku.
“Yaa, kok reda sih. Gak romantis tau.” kata Rama.
“Memang kamu tau romantis itu apa?” kataku.
“Tau dong.” kata Rama.
“Apaan?.” kataku.
“Kasih tau gak yaa?” kata Rama.
“Terserah.” kataku.
“Marah ya?” kata Rama.
“Enggak kok, Pulang yuk.” kataku
“Yuk.” kata Rama.
Di mobil, kami asyik bercanda dan mengobrol hingga tak terasa bahwa kami sudah ada di depan rumahku.
“Ram aku masuk dulu ya, kamu hati-hati di jalan.” kataku.
“Oke Sin.” kata Rama.
Seperti biasa aku menjalani hidupku dengan ceria walaupun tanpa seorang pacar. Entah kenapa aku ingin sekali bahwa suatu saat nanti yang menjadi pacarku ialah Rama, sahabatku sendiri. Karena dia perhatian banget sama aku, sampai-sampai hobby dan cita-cita kami pun sama. Entah kebetulan atau memang takdir, tetapi hanya Tuhan lah yang tahu semuanya. Sebagai manusia aku hanya bisa pasrah, dan menerima dengan lapang dada.
Hari terasa berlalu dengan cepat, hari ini adalah hari sabtu dan nanti malam adalah Malam Minggu. Bisa di bilang malam yang paling spesial untuk mereka yang mempunyai pacar. Tapi bagiku malam ini adalah malam yang biasa saja.
Besok pagi Rama akan mengajakku jalan, dan aku harus siap.
#Keesokan harinya…
Tinn… tinn…
Suara klakson mobilnya Rama terdengar dari dalam rumahku, itu tandanya Rama sudah menjemputku untuk jalan-jalan.
Rama membawaku ke taman kota, taman ini sangat indah. Bunga-bunga tertata rapi dan di sana ada rumput yang ditutupi oleh sebuah kain, aku tak tahu itu apa, lalu aku bertanya kepada Rama…
“Rama, apa itu?” kataku.
“Kalau kamu penasaran buka aja.” kata Rama.
“Emang boleh.” kataku.
“Boleh.” kata Rama.
Lalu aku buka kain itu dan ternyata ada sebuah tulisan, tulisannya adalah…
I LOVE YOU SINTA
“Apa maksudnya ini Rama.” kataku.
Gludukk… gludukk… gluduk..
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh tanda akan datangnya hujan.
Bress…
Seperti dugaanku hujan pun turun dengan derasnya, Rama masih diam di tempat itu…
“Rama, apa maksudnya ini?” kataku mengulangi pertanyaanku tadi.
“Aku sayang sama kamu Sinta, Aku cinta sama kamu, aku pengen banget ngungkapin perasaan ini dari awal tetapi aku hanyalah seseorang yang pengecut. Aku cuma bisa memendam perasaan ini. Aku pengen kamu jadi pacarku, kamu mau kan Sinta?” kata Rama sambil berlutut dan memegang kedua tanganku.
“Biarlah hujan ini sebagai saksi atas ketulusan cintaku ini ke kamu, dan sebagai saksi atas peristiwa ini. Jika kamu menerima cintaku, pasti setelah ini akan ada pelangi yang sangat indah karena hujan ini ikut merasakan kebahagiaanku. Tetapi jika kamu menolakku, hujan ini akan terus berlanjut karena hujan ini ikut merasakan hancur dan sedihnya hatiku. Jadi apa jawabanmu?” kata Rama.
“Sebenernya dari dulu aku juga udah sayang sama kamu Rama, dan aku udah lama menunggu peristiwa ini datang, dan akhirnya…” kataku.
“Jadi?” kata Rama.
“Iya Rama aku mau jadi pacar kamu.” kataku.
“Yey makasih sayang.” kata Rama sambil mencium kedua tanganku.
“Sayang, lihat deh.” kata Rama sambil berdiri dan menunjuk ke langit.
Aneh bin ajaib, Semua yang dikatakan Rama pun menjadi kenyataan, pelangi itu muncul dan hujan pun mulai reda.
“Rama kamu salah, bukan hanya hujan saja yang menjadi saksi cinta kita, tetapi pelangi itu juga.” kataku.
“Iya sayang kamu benar.” kata Rama.
“I Love You Sinta.” kata Rama.
“I Love You too Rama.” kataku
Lalu kami pun berpelukan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar