Rabu, 27 Februari 2013

PERANG GAJAH (1)

ABABIL, burung yang memporak-porandakan tentara Abrahah

Pernahkah Anda mendengar burung yang bernama Ababil? Jika Anda seorang muslim sejati pasti tidak asing lagi terhadap nama burung yang satu ini. Ia bukan jenis burung yang spesiesnya ada di dunia, bukan pula jenis burung yang penciptaannya untuk melengkapi keindahan dunia. Akan tetapi dia (Ababil) sengaja di ciptakan Allah untuk menghancurkan kesombongan, keserakahan dan arogansi seorang panglima perang yang paling ditakuti pada masanya itu.

Dialah Abrahah, panglima perang negeri Yaman yang amat termahsyur karena kebengisan dan kekuatan pasukannya. Akan tetapi, sekuat apa pun bala tentara manusia, tidak akan pernah sanggup melawan kekuatan bala tentara Allah. Bala tentara Allah itu salah satunya adalah Ababil.

Inilah kisah yang sangat mengerikan itu, kisah yang terjadi pada masa sebelum kelahiran Nabi Muhammad, Rasul akhir zaman. Kisah ini bermula ketika Abrahah merasa iri terhadap kota Mekkah yang yang di dalamnya terdapat ka'bah atau Baitullah yang selalu ramai dikunjungi oleh orang-orang Arab yang hendak melakukan ibadah haji setiap tahun. Pada masa Jahiliah, tata cara ibadah haji tidak seperti pada masa Islam sekarang ini, dan tujuannya pun bukan untuk menyembah Allah, melainkan berhala-berhala sembahan mereka yang terdapat di sekitar ka'bah.

Ia mempunyai hasrat yang besar ingin menghancurkan ka'bah dan mengalihkan peribadatan orang-orang Arab ke Yaman, yaitu sebuah gereja besar yang didirikan oleh Abrahah. Sebelum melakukan penyerangan ke Mekkah, ia terlebih dahulu mengirimkan seorang utusan untuk memberi tahu maksud dan keinginannya. Utusan itu menganjurkan bagi penduduk Mekkah agar mereka beribadah haji di Yaman saja. Jika tidak, maka Ka'bah akan dihancurkan. Rupanya ancaman utusan Abrahah tidak di hiraukan oleh penduduk Mekkah, mereka tetap saja beribadah di Mekkah.

Karena pembangkangan penduduk Mekkah, akhirnya Abrahah benar-benar marah dan memerintahkan seluruh pasukannya untuk segera bersiap-siap menyerang Mekkah dan menghancurkan Ka'bah. Pasukan Abrahah ini memiliki peralatan perang yang sangat lengkap, baju besi dan gajah-gajah yang akan di pergunakan untuk merobohkan ka'bah. Apalah arti kekuatan manusia bila berhadapan dengan gajah-gajah!! Sungguh amat kuat, tapi saksikanlah, sebentar lagi bala tentara Allah yang jauh lebih kuat dari pasukan Abrahah akan menghancurkan Abrahah dan pasukannya tanpa sisa. Abrahah memberitahukan tujuan penyerangannya bukan bermaksud ingin berperang, melainkan hanya ingin menghancurkan Ka'bah. Kala itu penduduk Mekkah yang dipimpin oleh Abdul Muthallib tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan niat Abrahah. Tidak ada pilihan lain kecuali pasrah dan menyerah.

Beberapa saat sebelum penghancuran Ka'bah, Abrahah memberi waktu kepada seluruh penduduk Mekkah untuk segera meninggalkan Mekkah dan mengungsi. Abdul Muthollib menginstruksikan kepada kaumnya untuk segera berlindung dan mengungsi dibalik bukit-bukit disekitar Mekkah.

Ada kisah tersendiri mengenai Abdul Muthallib dan Abrahah. Dalam perjalanan ekspansi pasukan Abrahah menuju penghancuran Ka'bah, ternyata Abrahah telah merampas unta-unta milik penduduk Mekkah dan sekitarnya, termasuk unta milik Abdul Muthollib. Maka dengan amat murka, kakek Nabi ini memberanikan diri untuk meminta kembali unta-unta yang dirampas Abrahah. Demi untuk mendapatkan kembali harta bendanya,Muthallib pun mengunjungi tenda peristirahatan Abrahah seorang diri tanpa pengawalan. Dan dialog pun terjadi di antara mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar