Dugaanmu benar, aku sangat senang hari ini. Di café ini, ku-tengah
menanti seseorang yang telah merubahku menjadi sekarang. Seorang sahabat
‘jauh’ yang dengan ikhlas selalu menuntun dan membimbingku. Mengajari
segala sesuatunya hingga membuat diriku berubah menjadi pribadi yang
lebih baik dan terbuka dibanding dulu.
Tuk mengusir rasa jenuh, kukeluarkan ponsel dari tasku dan mulai
sign-in ke salah satu forum blogging di internet. Tak berapa lama..
Hola! Kumelihat beberapa notification di home. Banyak di antaranya
tentang komen yang masuk di beberapa postinganku. Ada juga yang ternyata
ingin berkenalan denganku. Bahkan salah dua-nya ada yang ingin langsung
bertatap muka denganku di acara gathering bulanan. Haha! Aku
benar-benar senang.
Senyum yang telah kuulaskan kian melebar mengetahui persahabatan maya
yang kujalin kini benar-benar meluas. Mereka tak hanya ingin
meng-add-ku tuk memperbanyak teman mereka. Malah, mereka selalu merespon
apa yang ku-publish seakan-akan aku teman ‘terdekat’ mereka.
Beberapa komen ada yang memuji, mengkritik bahkan ada yang izin tuk
mempost ulang di blognya. Entah mengapa semua terasa indah. Aku
benar-benar senang mengetahui bahwa mereka senang membaca setiap kata
yang kuketik di malam-malam sepiku itu.
Dan semua berjalan apa adanya. Tak ada paksaan, tak ada keharusan,
tak ada perintah, tak ada tujuan tersirat. Semuanya hanya ingin
mempererat tali persaudaraan. Sama denganku, yang sekarang memiliki
banyak saudara dalam naungan internet di seluruh Indonesia. Oh bukan,
seluruh dunia!
Aneh memang, berfikir tentang hubungan dalam remangan dunia maya.
Tapi apa yang kujalani sekarang adalah yang seperti itu. Mungkin kami
tak saling mengetahui bagaimana jelasnya rupa masing-masing. Mungkin
kami tak tahu mana yang berbohong dan jujur bertutur. Mungkin kami tak
pernah bertemu. Mungkin kami tak pernah berinteraksi secara nyata.
Namun, hanya dalam barisan kata, jaringan internet dan media elektronik,
kami telah bisa berhubungan dan menjalin suatu persahabatan. Yang mana
persahabatan itu terus berlanjut dan membesar seiring berkembangnya
negeri ini.
Tapi ini.. Tak luput dari seseorang yang mengajakku masuk dalam
lingkaran pertemanan itu. Seseorang yang telah merubah hidupku.
Seseorang yang kunanti keberadaannya tuk berterima kasih padanya secara
langsung. Seseorang empunya kerendahan hati tinggi yang dengan ramahnya
mau bersahabat dengan manusia kaku sepertiku.
Setelah membalas semua notification tersebut, kujelajahi beberapa
website teman hingga akhirnya sampai pada suatu postingan yang akan
selalu memotivasiku. Suatu postingan yang terdiri dari rangkaian
kata-kata pembangun semangat yang sanggup untuk kubaca berulang-ulang.
Benar, hatiku selalu tergerak apabila membaca setiap postingan dari si
empunya website ini. Empunya yang tepatnya adalah seorang yang kutunggu
kehadirannya sekarang.
Pertemananku dengannya dimulai sejak ia mengomen puisiku. Ia adalah
mahasiswa UI jurusan Sastra Indonesia. Ia mengaku bahwa dulunya, dirinya
adalah pribadi tertutup sepertiku. Namun dari budaya nge-blog-nya, ia
bertemu kawan lain sepertinya hingga akhirnya terbukalah sifat
tertutupnya. Kini, sahabat dewasaku itu telah menjadi reporter di salah
satu stasiun TV swasta Indonesia. Benar-benar contoh yang akan selalu
kuteladani.
Setelahnya, kami saling bertukar link dan selalu menyempatkan
mengomen setiap posting masing-masing. Kemudian, ia mengajakku ke forum
blogging internet itu dan mengajarkan banyak sekali tentang
perbloggingan dan kepenulisan. Dari sana, aku menemukan banyak teman.
Benar-benar sebuah hubungan manis yang tak bisa tersentuh indra perasa
tapi selalu sanggup mencairkan kediam-diam-an-ku.
Selang beberapa menit, aku menggerakkan telunjuk ke arah salah satu
postingan terbaruku tentang cerpen yang kuikutsertakan pada lomba.
Sebuah pencerminan hubunganku dengannya yang kutuangkan dalam satu
cerita. Sejenak, aku tersenyum samar. Sungguh, aku benar-benar tak sabar
untuk bertemu dengannya! Memberitahukannya kabar gembira dariku yang
disebabkan olehnya!
Oh, kakak.. dimana dirimu sekarang?
Seakan menjawab pertanyaanku, ponselku tiba-tiba berdering. Oh,
ternyata Kak Lisa. Teman bloggingku yang merupakan sahabat dari kakak
yang kini masih kupertanyakan dimana keberadannya.
“Njel, Randy..” Belum sempat aku menyapa, kudengar sesenggukan dari
suaranya. Kalimat Kak Lisa terputus. Tepat saat itu, TV di café
malampirkan berita terhangat tentang daftar korban meninggal dalam
jatuhnya pesawat Sukhoi. Pesawat yang baru jatuh kemarin siang.
Seketika, jantungku seakan berhenti berdetak. Tenggorokanku tercekat.
Hatiku tersayat. Tubuhku menegang. Tanganku bergetar hebat. Ponsel yang
menempel di telinga jatuh bebas dari genggamanku. Manik hitamku
membelalak lebar.. Membaca nama yang tertulis di layar
TV tersebut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar