“ Tidak ada bintang malam ini. Gelap. Seperti waktu itu.” Gumam Casey.
Selama diperjalanan Otak Casey tidak henti hentinya bertanya. Kenapa
dengan Carrisa ? apa yang menyebabkannya masuk rumah sakit ? dan pikiran
pikiran lainnya yang terus bersahutan diotaknya. Tidak sampai 10 menit
berselang Casey sudah sampai di rumah sakit yang dituju dan langsung
bertemu dengan Nenek Carrisa yang telah menunggunya di Loby dengan wajah
sembab.
“ Ada apa Nek ? apa yang terjadi pada Carrisa ?”
Ucap Casey dengan sedikit tergesa dan masih dilanda kebingungan.
Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Carrisa. Biar bagaimanapun
Carrisa adalah satu satunya sahabat yang dimiliki Casey.
“ Dia tertabrak mobil yang sedang melintas ketika dia akan
pulang kerumah. Lukanya cukup parah, Dan sekarang..” Nenek Carrisa
menghela nafas sebelum melanjutkan. “ Dia sudah tenang bersama orang
tuanya.”
Casey terpaku begitu mendengar penuturan dari Nenek Carrisa yang
sekarang sudah menitikan air matanya lagi. Sudah tenang dengan orang
tuanya ? bukankahh orang tuanya sudah tiada ? Apa mungkin dia ..
“ Maksud Nenek ?”
“ Dia sudah tiada, Nak. Nyawanya tidak bisa diselamatkan.
Carrisa sudah menjadi bintang dilangit, seperti yang diinginkannya.”
Jelas nenek Carrisa sekali lagi. Casey menggeleng, ‘Tidak. Tidak
mungkin dia pergi secepat ini. Ingatanku tentang masa laluku bahkan
belum pudar. Dan mereka berdua meninggalkanku dengan cara seperti ini’
rutuk Casey.
“ Aku tahu kau satu satunya sahabat yang dia punya, dia
sering membicarakanmu. Kau tidak seperti teman Carrisa yang lain yang
selalu menghinanya karena Orangtuanya sudah meninggal.”
“ Aku ingin melihatnya sekarang !”
Sela Casey dengan intonasi yang sedikit tinggi. Ia tahu itu tidak
sopan, tapi dia sudah terlanjur tidak percaya dengan semuanya. Tidak
percaya kalau sahabat yang baru 5 tahun dekat dengannya harus pergi
secepat ini.
“ Baiklah. Ikut aku.”
Nenek Carrisa menunjukan Ruangan dimana Carrisa menghembuskan
nafasnya yang terakhir. Dia memang belum dipindahkan karena Neneknya
tahu bahwa Casey pasti ingin menemuinya terlebih dahulu. Ketika Casey
mendekati Carrisa barulah ia percaya bahwa sahabatnya ini memang sudah
pergi.
“ Kau tidak menghargai janji yang kuucapkan Carrisa. Cepat sekali,
bahkan aku belum memberi tahumu mengapa aku membenci bintang Carr.” Ucap
Casey sendu. “ Kalau saja tadi aku menemanimu mungkin semuanya tidak
terjadi.”
Ternyata inilah yang menyebabkan perasaan Casey tidak enak semenjak
memutuskan sambungan telefon dari Carrisa. Telefon yang menjadi
percakapan terakhirnya bersama sahabatnya itu.
Sekarang tidak ada lagi Carrisa. Tidak akan ada lagi seseorang yang
selalu menemani Casey, Tidak ada lagi Carrisa yang bisa Casey ajak
bermain. Tidak ada lagi Carrisa yang cerewet. Tidak ada lagi Carrisa
yang selalu mengajaknya ke Taman kota. Dan tidak ada lagi Carrisa yang
bisa membuat Casey merasakan kehadiran Kakaknya dari sisi Carrisa.
Sekarang kedua orang itu sudah pergi. Disaksikan langit malam yang tanpa bintang.
——-
Seminggu setelah pemakaman Carrisa, yang sampai sekarang
belum bisa Casey lupakan. tiba tiba saja, sore ini Nenek Carrisa
menelefon Casey untuk datang ke rumahnya. Entah untuk alasan apa.
“ Masuklah .. ” Ucap nenek Carrisa begitu melihat Casey sampai dirumahnya.
“ Sebenarnya ada apa nek ? tumben sekali nenek menyuruhku ke sini ?”
“ Tidak. Nenek hanya tidak sengaja menemukan ini.” Ucapnya sambil menyodorkan sebuah surat. “ Sepertinya untukmu.”
Tanpa membacanya, Casey langsung bertanya pada nenek Carrisa.
Karena bagaimana bisa Neneknya itu tetap terlihat senang. Padahal, dia
sudah kehilangan semuanya. Seorang anak yang merupakan Ibu dari Carrisa
dan Carrisa sendiri.
“ Nek. Aku tahu semua orang harus merelakan orang yang
disayanginya pergi. Tapi kelihatannya nenek sangat cepat melupakannya ?”
“ Yah. Sebenarnya nenek bahagia Carrisa sudah tidak ada sekarang.”
Ucapan Nenek Carrisa itu sontak membuat Casey terperangah.
“ Maksud nenek ? bukankah nenek sangat menyanyangi Carrisa ?”
“ Memang. Dan karena itulah nenek bahagia. Karena orang yang
nenek sayangi tidak harus merasakan sakit seperti yang dialami Ayah dan
Ibunya.”
“ Aku tidak tahu Carrisa sakit. Bahkan dia saja tidak pernah memberitahuku mengapa orangtuanya meniggal.”
“ Gejalanya memang belum terlihat. Dia masih muda. Carrisa
mengidap HIV akibat kesalahan orangtuanya. Dia tidak harus sampai
direhabilitasi sekarang.”
Hal itu sukses membuat Casey terkejut. HIV. Jadi itu yang membuat
Nenek Carrisa senang Carrisa sudah tiada. Senang karena tidak harus
melihat orang yang dia sayangi menderita berkepanjangan karena penyakit
itu. Tapi, bagaimana juga Sahabatnya itu tetap Ceria ?
“ Dan aku sebagai sahabatnya sendiri tidak tahu.”
“ Itu karena tidak semua rahasia harus dibeberkan kan. Setiap
orang pasti mempunyai rahasia sendiri yang tidak boleh diketahui orang
lain. Untuk keamanan jiwanya mungkin. Dan kau juga harus tahu Casey,
Tuhan menunjukan kebaikannya lewat apapun. Meskipun orang lain merasa
itu bukanlah kebaikan.”
Ya. tidak semua Rahasia harus dibeberkan. Dan tuhan itu selalu baik.
‘ Aku kira hanya aku yang mempunyai rahasia pribadi. ‘ fikir Casey.
——–
Hai Casey,
Bagaimana kabarmu sekarang ?Aku harap sahabatku yang begitu benci
bintang ini sudah berubah. haha ? aku tidak tahu kapan surat ini akan
sampai ditanganmu, tapi aku percaya jika surat ini sudah sampai
ditanganmu itu artinya aku sudah pergi, bergabung dengan orangtuaku dan
tentunya menjadi bintang yang paling bersinar dilangit. Aku tidak
perduli dengan masalah bola gas itu.
Pokoknya jangan salahkan siapapun kalau aku pergi. Karena itulah yang
sudah ditakdirkan oleh tuhan Cass. Dan kalau kau ingin berbicara
denganku, Carilah bintang yang paling bersinar di langit. Disitulah aku
menemanimu dengan cahayaku.
Your Bestfriend,
Carrisa
Casey tidak tahu harus bagaimana setelah membaca surat dari Carrisa
itu. Pikirannya tidak menentu sekarang, sulit merelakannya meskipun ia
tahu itulah yang terbaik dan tanpa disadari matanya mulai berkaca kaca.
Dan saat itu pula Casey sudah sampai di tempat yang ia tuju.
Sebuah tempat yang dia sendiri sudah lupa kapan terakhir kalinya kesini.
Dengan berhiaskan langit malam yang entah kenapa sekarang dipenuhi
bintang bintang dan sebuah bulan yang terlihat lebih terang dari
biasanya.
SARAH DIANITA
“ Hai kak Sarah.”
Gumam Casey. Setelah pulang dari rumah Nenek Carrisa entah kenapa
dirinya ingin sekali mengunjungi makam kakaknya, padahal sedari dulu dia
menolak mentah mentah jika ada orangtuanya mengajaknya kesini.
Bukan karena ia membenci kakakknya. Tapi karena kedekatannya dengan
kakaknya lah yang membuatnya tidak ingin mengunjungi makam kakaknya. Ia
tidak mau menerima kenyataan jika kakaknya sudah tiada.
“ Sudah lama kakak tidak mengajakku meneliti bintang lagi. Sudah hampir 6 tahun.”
Sarah memang selalu mengajak Casey meneliti bintang di tempatnya
bekerja dulu. Sama seperti Carrisa yang selalu mengajak Casey pergi ke
Taman kota untuk menatap bintang. Karena alasan itulah dia membenci
bintang, meskipun begitu dia tidak menolak ajakan Carrisa setiap minggu
karena hati kecilnya ingin selalu mengingat kakaknya.
“ Kau tahu kak ? Impianmu sama dengan sahabatku yang baru saja pergi. Ingin menjadi bintang yang bersinar. Haha.”
Casey terus bercerita sendiri sambil membayangkan kakaknya ada
disana, berbicara seakan kakaknya masih hidup,dan melupakan segala
keogisannya yang selama ini membuatnya tidak mau bertemu kakaknya.
“ aku pulang dulu kak. Aku berjanji sekarang akan selalu
mengunjungimu karena aku tahu kakak disini karena tuhan ingin yang
terbaik untuk kakak.”
Casey pun bangkit dari makam kakaknya dan pulang ke rumah. Tanpa
disadarinya, dilangit sana ada dua bintang yang bersinar sedari tadi.
Terus dan terus bersinar sepanjang malamnya dikala berbagai cuaca,
selalu menemani Casey dimalam hari, menerangi dunianya. Karena mereka
adalah Bintang yang bersinar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar