Selasa, 15 Januari 2013

SEJARAH PERKEMBANGAN TRINITAS (1)

POKOK-POKOK AJARAN KRISTEN

 
Kristen, putri Sion,  banyak  menyerap  tradisi  Yahudi  dan
menerõma  sepenuhnya  Kitab  Perjanjian  Lama. Pendiri Agama
Kristen, Yesus Kristus,  adalah  seorang  Yahudi  dan  tidak
pernah  mengingkari  Iman  dan  ajaran Yahudinya, bahkan dia
selalu mematuhi upacara-upacara  keagamaan  dan  pesta-pesta
Yahudi  dengan  tekun.  Dia  juga  pergi  ke Yerusalem untuk
menghadiri. pesta-pesta besar sebagaimana  yang  disyaratkan
sebagai  seorang  Yahudi Ortodoks. Tetapi orang-orang Yahudi
dan orang Kristen berbeda pendapat mengenai sifat  (hakikat)
Yesus;  orang-orang  Yahudi  yakin  bahwa dia adalah seorang
manusia yang baik, atau barangkali seorang nabi dengan suatu
pesan  dari  Tuhan, tetapi tidak lebih dari itu; sebaliknya,
orang Kristen menganggap bahwa Yesus adalan  Kristus  (orang
yang  diurapi),  Mesias  Tuhan  sebagaimana dijanjikan dalam
Kitab Perjanjian  Lama.  Bukan  saja  dia  merupakan  utusan
Tuhan,  tetapi  dia  adalah  anak Tuhan, dan oleh karena itu
menempati  suatu  hubungan  yang  unik  dengan  Tuhan.   Dia
mempunyai   hakikat  yang  sama  dengan  Tuhan,  dari  sejak
permulaan waktu telah ada  bersama-sama  dengan  Tuhan,  dan
diutus  ke  bumi  oleh  Tuhan; lihat Injil yang ditulis oleh
Santo Yahya dalam Yahya 1:1-2, 14:
 
"Pada mulanya, Firman itu (Kristus) telah  ada.  Firman  itu
bersama-sama  dengan  Tuhan, dan Tuhan itu sendirilah Firman
itu. Maka Firman itu telah sejak semula bersama-sama  dengan
Tuhan  ...  Maka  Firman itu telah menjadi daging (manusia);
Dia datang untuk tinggal bersama-sama dengan kita, dan  kita
melihat   kemuliaannya,  seperti  kemuliaan  yang  diperoleh
sebagai  anak  tunggal  bapak,  penuh  dengan  anugerah  dan
kebenaran."
 
Dia  dianggap  dikandung  dari seorang dara (perawan), yakni
Perawan Maria, melalui kekuasaan Tuhan, dan oleh karena  itu
Dia  sekaligus  sebagai  manusia  dan  sebagai  Tuhan, suatu
keberadaan yang menurut keyakinan orang Kristen tidak  dapat
dipahami  secara logika, tetapi merupakan sesuatu yang harus
diterima dengan iman dan dengan menyadari bahwa  bagi  Tuhan
segala sesuatunya adalah mungkin, walaupun di luar jangkauan
pengertian manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar