Selasa, 15 Januari 2013

SEJARAH PERKEMBANGAN TRINITAS (2)

Iman Kristen menerima  bahwa  melalui  kematiannya  di  kayu
salib,  Yesus  mati untuk semua orang, dan bahwa semua orang
dapat mencapai keselamatan melalui dia, suatu  doktrin  yang
dijelaskan untuk pertama kalinya dan selengkapnya oleh Santo
Paulus. Bagaimana ini dapat  dimengerti?  Pertama-tama  kita
harus  menelusuri kembali iman Yahudi, karena tanpa memahami
pemikiran orang atau bangsa  Yahudi,  maka  argumen  Kristen
tidak  akan  dapat  dimengerti. Menurut ajaran Yahudi, jalan
satu-satunya untuk berdamai dengan Tuhan dan untuk  mencapai
keselamatan   dari   Tuhan   adalah   dengan  menaati  semua
aturan-aturan hukum  (hukum  Tuhan),  selain  juga  mematuhi
tafsiran  dan  penjelasan  dari  hukum  tersebut  yang telah
dikembangkan  secara   lisan   selama   berabad-abad.   Jika
seseorang  tidak  mematuhi  semua  ketentuan  hukum (Taurat)
tersebut, maka dia dihukum -lihat ulangan  (Musa  5)  27:26-
"Suatu  kutukan  bagi orang yang tidak memenuhi hukum dengan
melakukan semua yang  telah  ditentukan  dalam  hukum  itu."
Tetapi Paulus menyadari bahwa hal tersebut tidaklah mungkin,
karena tidaklah ada  manusia  yang  mampu  memelihara  semua
kaidah-kaidah    dan   peraturan-peraturan   tersebut,   dan
akibatnya semua orang menjadi  akan  dihukum.  Adakah  jalan
keluarnya?  Ya. Yesus diutus oleh Tuhan, yang suci dan tidak
berdosa, merupakan satu-satunya  orang  yang  dapat  bersatu
dengan  Tuhan melalui kesempurnaan hidupnya. Namun, walaupun
tidak ada kesalahan dalam dirinya  (ketidakbersalahan  Yesus
dinyatakan   berulang-ulang   oleh  penulis-penulis  Injil),
tetapi dia disalibkan, yang berarti bahwa dia seperti  semua
orang,  dihukum  sesuai  (menurut) hukum. Hal ini dijelaskan
berdasarkan Kitab Ulangan 21:22-23:
 
"Bila  seseorang  didakwa  melakukan  kejahatan  besar   dan
dijatuhi  hukuman mati, maka kamu harus menggantung dia pada
sebuah kayu; tetapi  tubuhnya  jangan  dibiarkan  tergantung
sampai  bermalam; kamu harus menguburnya pada hari itu juga,
karena seorang manusia yang  digantung  adalah  terkutuk  di
hadapan Tuhan ..."
 
Namun  demikian,  Yesus  berdamai  dengan  Tuhan,  dia telah
mematahkan rintangan hukum melalui kebangkitannya. Jadi bila
seorang  manusia,  walaupun  dikutuk berdasarkan hukum, akan
dapat didamaikan dengan Tuhan, maka semua orang melalui iman
dan  melalui  pengidentifikasian  (peniruan) orang yang satu
tersebut (Yesus) dapat didamaikan dengan  Tuhan  sebagaimana
Yesus   adanya.  Oleh  karena  itu  apa  yang  penting  bagi
keselamatan bukanlah sepenuhnya terletak pada ketaatan  pada
hukum  secara  kaku  dan  mutlak (walaupun Paulus menegaskan
bahwa hukum atau Taurat itu baik, yang telah diturunkan oleh
Tuhan,  dan  harus ditaati sebisa mungkin -Roma 7:12) tetapi
lebih dari itu adalah iman  terhadap  Kristus  yang  menjadi
intinya,  karena  melalui  iman  dalam  Yesus, orang Kristen
yakin bahwa mereka akan  diarahkan  pada  Tuhan  sebagaimana
Yesus Kristus itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar