Pada suatu hari Sultan Harunnurasyid menyuruh panggil Abu Nawas pula
datang menghadap baginda. Sebab pikir baginda, Abu Nawas sangat cerdik,
jadi hendak diujinya. Maka Abu Nawas pun datanglah, lalu menyembah.
Titah Sultan Harunnurasyid kepadanya, “Hai, Abu Nawas, aku menginginkan
enam ekor lembu yang pandai berkata-kata dan yang berjanggut. Dalam
tujuh hari ini hendaklah sudah ada keenam binatang itu disini! Jika
tiada dapat olehmu, niscaya engkau kusuruh bunuh”.
Sembah Abu Nawas, “Baiklah, Tuanku Syah Alam, patik junjung titah Tuanku itu”.
Maka segala orang yang duduk pada majelis raja itu pun berkata sama
sendirinya, “ Sekali ini matilah Abu Nawas dibunuh oleh Sultan
Harunnurasyid”.
Setelah itu maka Abu Nawas pun lalulah bermohon ke luar, pulang ke
rumahnya. Serta sampai, lalu ia duduk berdiam diri memikirkan kehendak
amirulmukminin yang demikian itu. Sehari pun tiada ia keluar dari dalam
rumahnya. Sekalian orang yang melihat hal Abu Nawas itu, heranlah.
Setelah sampai akan hari yang dijanjikan oleh Sultan Harunnurasyid
itu, barulah Abu Nawas keluar dari dalam rumahnya, lalu ia berjalan
menuju ke pangkalan orang nelayan. Di tengah jalan ia bertemu dengan
orang-orang yang berjalan ke pangkalan itu jua, lalu dipanggilnya, “Hai
orang muda! Hari ini apa harinya”?
Yang mana mengatakan yang betul hari itu, dilepaskan oleh Abu Nawas
dan yang salah jawabnya, ditahannya orang itu. Maka berlain-lainlah
jawab mereka itu, seorang mengatakan hari ini, seorang mengatakan hari
itu, seorangpun tak ada yang betul jawabnya.
Kata Abu Nawas kepada orang itu, “Kata engkau, hari ini dan hari anu;
disini tak ada ini, tak ada itu, tak ada anu, melainkan esok hari
barulah yang betul; kita pergi menghadap Sultan Harunnurasyid, disanalah
baru dapat yang betul itu”.
Keesokan harinya, pada majelis raja Harunnurasyid telah banyak orang
berhimpunm hendak melihat hal Abu Nawas juga, apakah jawabnya kepada
baginda. Kemudian datanglah Abu Nawas serta membawa enam orang yang
berjanggut. Telah sampailah Abu Nawas ke hadapan baginda, lalu ia
berdatang sembah serta duduk pada majelis itu.
Maka raja Harunnurasyid pun bertitah kepadanya, “Hai Abu Nawas, manatah lembu yang pandai berkata-kata dan yang berjanggut itu”?
Sembah Abu Nawas sambil menunjuk kepada orang yang berenam itu, “Inilah ya Tuanku Syah Alam”.
Sabda amirulmukminin, “Hai Abu Nawas, apa yang engkau tunjukkan kepadaku ini”?
Sembah Abu Nawas, “Ya Tuanku Syah Alam, tanyakanlah kepada mereka itu hari apakah sekarang ini”.
Maka ditanyailah oleh Sultan Harunnurasyid orang-orang itu. Berlain-lainlah nama hari yang mereka sebut itu.
Kata Abu Nawas pula, “Jikalau mereka manusia, tahulah mereka akan
nama hari itu. Apabila, jika Tuanku tanyakan hari yang lain-lain, tentu
bertambah-tambah tiada diketahuinya. Manusiakah atau binatangkah yang
demikian itu? Inilah lembu yang pandai berkata-kata, serta berjanggut,
ya Tuanku.
Maka Sultan Harunnurasyid heran melihat hal Abu Nawas pandai sekali
melepaskan dirinya itu.
Setelah itu amirulmukminin pun menyuruh memberi
persalin dan uang lima ribu dinar kepada Abu Nawas.
Sekalian orang heranlah. Setelah sudah, bermohonlah segala mereka itu
pulang ke rumahnya masing-masing dengan suka cita. Abu Nawas pun pulang
juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar