Adapun para Pemeran dan Pemain Film Negeri 5 Menara diantaranya :
- Gazza Zubizzaretha sebagai Alif (pemeran utama)
- Ernest Samudera sebagai Said
- Billy Sandi sebagai Baso
- Rizki Ramdani sebagai Atang
- Aris Adnanda Putra sebagai Dulmadjid
- Jiofani Lubis sebagai Raja.
- Ikang Fauzi sebagai Kiai Rai
Cerita dan Sinopsis Film Negeri Lima 5 Menara ini merupakan
sebuah Film pertama dari sebuah trilogi (seperti Novel nya) yang saling
berkaitan dan bersambung. Apabila di Novel, trilogi pertama berjudul
Negeri 5 Menara, yang kedua Ranah 3 Warna , sedangkan yang ketika sedang
dalam proses penulisan. Inti dan Pesan utama dari Sinopsis Film ini
yaitu sebuah petualangan seorang anak bangsa yang berlatar belakang
sangat sederhana, namun karena keteguhan dan kerja keras, ia bisa sukses
bukan saja di negeri sendiri, namun di tingkat dunia.
Cerita Film Negeri 5 Menara ini bermula dari seseorang bernama Alif.
Alif baru saja tamat dari Pondok Madani. Dia selalu bermimpi, bahwa
dirinya bisa menguasai bahasa Arab dan Inggris, kemudian dia ingin
belajar teknologi tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau
sampai ke Amerika.
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di
luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di
rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi
berkecipak di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus
tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah
desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau
Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah
Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan
“mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti
sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa
Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan
orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap
pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan
Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari
Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang,
mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang
berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma
menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda
ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan
pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha
Mendengar.
Masih dari Sinopsis Film Negeri 5 Menara, Alif masih bermimpi bahwa
dirinya bisa menguasai bahasa Arab dan Inggris, kemudian dia ingin
belajar teknologi tinggi di Bandung seperti Habibie, lalu merantau
sampai ke Amerika. Maka dari itu selesai dari Pondok, dengan semangat
besar dan menggelegar dia pulang ke Maninjau dan tak sabar ingin segera
kuliah. Namun sahabat karibnya, Randai, meragukan dia mampu lulus UMPTN.
Lalu dia sadar, ada satu hal penting yang dia tidak punya yaitu ijazah
SMA. Bagaimana mungkin mengejar semua cita-cita tinggi tadi tanpa
ijazah?
Terinspirasi semangat tim dinamit negara Denmark, dia mencoba mendobrak
rintangan berat. Baru saja dia bisa tersenyum, badai masalah
menggempurnya silih berganti tanpa ampun. Alif letih dan mulai
bertanya-tanya: “Sampai kapan aku harus teguh bersabar menghadapi semua
cobaan hidup ini?” Hampir saja dia menyerah.
Rupanya “mantra” man jadda wajada saja tidak cukup sakti dalam
memenangkan hidup. Alif teringat “mantra” kedua yang diajarkan di Pondok
Madani: man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung.
Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup satu persatu. Bisakah
dia memenangkan semua impiannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar