Rabu, 16 Oktober 2013

FOREVER INVISIBLE (2)

Dugaanmu benar, aku sangat senang hari ini. Di café ini, ku-tengah menanti seseorang yang telah merubahku menjadi sekarang. Seorang sahabat ‘jauh’ yang dengan ikhlas selalu menuntun dan membimbingku. Mengajari segala sesuatunya hingga membuat diriku berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan terbuka dibanding dulu.

Tuk mengusir rasa jenuh, kukeluarkan ponsel dari tasku dan mulai sign-in ke salah satu forum blogging di internet. Tak berapa lama.. Hola! Kumelihat beberapa notification di home. Banyak di antaranya tentang komen yang masuk di beberapa postinganku. Ada juga yang ternyata ingin berkenalan denganku. Bahkan salah dua-nya ada yang ingin langsung bertatap muka denganku di acara gathering bulanan. Haha! Aku benar-benar senang.

Senyum yang telah kuulaskan kian melebar mengetahui persahabatan maya yang kujalin kini benar-benar meluas. Mereka tak hanya ingin meng-add-ku tuk memperbanyak teman mereka. Malah, mereka selalu merespon apa yang ku-publish seakan-akan aku teman ‘terdekat’ mereka.
Beberapa komen ada yang memuji, mengkritik bahkan ada yang izin tuk mempost ulang di blognya. Entah mengapa semua terasa indah. Aku benar-benar senang mengetahui bahwa mereka senang membaca setiap kata yang kuketik di malam-malam sepiku itu.

Dan semua berjalan apa adanya. Tak ada paksaan, tak ada keharusan, tak ada perintah, tak ada tujuan tersirat. Semuanya hanya ingin mempererat tali persaudaraan. Sama denganku, yang sekarang memiliki banyak saudara dalam naungan internet di seluruh Indonesia. Oh bukan, seluruh dunia!
Aneh memang, berfikir tentang hubungan dalam remangan dunia maya. Tapi apa yang kujalani sekarang adalah yang seperti itu. Mungkin kami tak saling mengetahui bagaimana jelasnya rupa masing-masing. Mungkin kami tak tahu mana yang berbohong dan jujur bertutur. Mungkin kami tak pernah bertemu. Mungkin kami tak pernah berinteraksi secara nyata. Namun, hanya dalam barisan kata, jaringan internet dan media elektronik, kami telah bisa berhubungan dan menjalin suatu persahabatan. Yang mana persahabatan itu terus berlanjut dan membesar seiring berkembangnya negeri ini.

Tapi ini.. Tak luput dari seseorang yang mengajakku masuk dalam lingkaran pertemanan itu. Seseorang yang telah merubah hidupku. Seseorang yang kunanti keberadaannya tuk berterima kasih padanya secara langsung. Seseorang empunya kerendahan hati tinggi yang dengan ramahnya mau bersahabat dengan manusia kaku sepertiku.

Setelah membalas semua notification tersebut, kujelajahi beberapa website teman hingga akhirnya sampai pada suatu postingan yang akan selalu memotivasiku. Suatu postingan yang terdiri dari rangkaian kata-kata pembangun semangat yang sanggup untuk kubaca berulang-ulang. Benar, hatiku selalu tergerak apabila membaca setiap postingan dari si empunya website ini. Empunya yang tepatnya adalah seorang yang kutunggu kehadirannya sekarang.

Pertemananku dengannya dimulai sejak ia mengomen puisiku. Ia adalah mahasiswa UI jurusan Sastra Indonesia. Ia mengaku bahwa dulunya, dirinya adalah pribadi tertutup sepertiku. Namun dari budaya nge-blog-nya, ia bertemu kawan lain sepertinya hingga akhirnya terbukalah sifat tertutupnya. Kini, sahabat dewasaku itu telah menjadi reporter di salah satu stasiun TV swasta Indonesia. Benar-benar contoh yang akan selalu kuteladani.

Setelahnya, kami saling bertukar link dan selalu menyempatkan mengomen setiap posting masing-masing. Kemudian, ia mengajakku ke forum blogging internet itu dan mengajarkan banyak sekali tentang perbloggingan dan kepenulisan. Dari sana, aku menemukan banyak teman. Benar-benar sebuah hubungan manis yang tak bisa tersentuh indra perasa tapi selalu sanggup mencairkan kediam-diam-an-ku.

Selang beberapa menit, aku menggerakkan telunjuk ke arah salah satu postingan terbaruku tentang cerpen yang kuikutsertakan pada lomba. Sebuah pencerminan hubunganku dengannya yang kutuangkan dalam satu cerita. Sejenak, aku tersenyum samar. Sungguh, aku benar-benar tak sabar untuk bertemu dengannya! Memberitahukannya kabar gembira dariku yang disebabkan olehnya!
Oh, kakak.. dimana dirimu sekarang?
Seakan menjawab pertanyaanku, ponselku tiba-tiba berdering. Oh, ternyata Kak Lisa. Teman bloggingku yang merupakan sahabat dari kakak yang kini masih kupertanyakan dimana keberadannya.

“Njel, Randy..” Belum sempat aku menyapa, kudengar sesenggukan dari suaranya. Kalimat Kak Lisa terputus. Tepat saat itu, TV di café malampirkan berita terhangat tentang daftar korban meninggal dalam jatuhnya pesawat Sukhoi. Pesawat yang baru jatuh kemarin siang. Seketika, jantungku seakan berhenti berdetak. Tenggorokanku tercekat. Hatiku tersayat. Tubuhku menegang. Tanganku bergetar hebat. Ponsel yang menempel di telinga jatuh bebas dari genggamanku. Manik hitamku membelalak lebar.. Membaca nama yang tertulis di layar
TV tersebut..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar