Selasa, 02 Oktober 2012

CERPEN KU : Aku Rela Tapi Aku Tak Ikhlas (PART I)


(kamis, 24 Mei 2012)

            ‘’Hah ? Kamu pacar nya ?’’

‘’Iya, aku pacar nya... Emang nya kenapa ya ?’’

            ‘’Astagfirullah... Aku pacar nya juga...’’
‘’Kamu pacar nya ?’’

            ‘’Iya... Aku pacar nya’’

‘’Ohh, udah berapa lama hubungan nya ?’’

            ‘’Hmm, baru seminggu sih...’’

‘’Hm, gitu ya... Nama kamu siapa ya kalo boleh tau ?’’

            ‘’Elda...’’

            Ya tuhan... Jantung ini serasa ingin lepas saat itu juga. Aku tak bisa menerima saat perempuan itu mengatakan siapa dirinya. Oh, pantas saja, sebelum nya pacar ku belum pernah ingkar janji pada ku. Namun, hari ini, menjadi pertama kali nya ia mngingkari janji nya. Ku coba untuk menanyakan pada nya siapa perempuan itu. Ku kirim kan pesan singkat pada nya. Ku coba untuk sedikit bersabar. Namun, rasa sabar ku berganti berjuta tetes air mata saat ia katakan bahwa perempuan itu benar pacar baru nya dan menyuruh ku untuk tidak menggangu lagi.

            Hatiku sakit. Lebih sakit lagi saat perempuan itu terus – terusan mengintrogasi ku perihal hubungan ku dengan pacar ku, mantan tepat nya. Awalnya, ku jawab semua pertanyaan nya. Namun lama – kelamaan, aku merasa dia sudah kelewatan. Akhirnya ku putus kan untuk tidak menghirau kan semua pertanyaan nya lagi. Lalu, ku matikan ponsel ku. Aku merenungi nasib ku, biasa nya ku menangis jika aku dan dia terlibat masalah, namun entah kenapa kali ini tidak. Hanya saja, tubuh terasa begitu lemas, seperti tak ada lagi sedikit pun nyawa ku yang tersisa.

            Aku berusaha untuk memejam kan mata ku. Namun, tepat pukul 3 dini hari, aku terbangun. Ku aktif kan ponsel ku, dan saat itu juga, sebuah sms masuk ke ponsel ku. Ku baca, dan ternyata itu dari mantan ku. Dia mengucapkan terimakasih karena aku bisa memaafkan dirinya yang sudah benar – benar menyakiti diriku. Dia juga berkata bahwa dia akan menjadi kakak ku yang akan selalu ada dan memperhatikan ku. NON SENSE ! Dalam hatiku, aku tak pernah ingin menjadi adik mu, namun aku ingin menjadi pendamping hidup mu. Itulah mimpi terbesar dalam hidup ku yang kini kecil kemungkinan nya untuk bisa tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar