Senin, 08 Oktober 2012

CERPEN KU : Aku Rela Tapi Aku Tak Ikhlas (PART IV - VI)


                                                                                                                             (Minggu, 27 Mei 2012)

            Hari ini tak ada kabar dari nya. Aku berfikir negatif tentang dirinya. Dan akhirnya sebuah pesan masuk ke ponsel ku. Muncul nama nya, tapi isi nya...

            ‘’Heh...cewek gak tau malu, gak punya harga diri, gak tau diri, jangan pernah kamu sms atau nelpon nelpon Ahmad lagi yaa... soalnya besok aku mau tunangan sama dia ! Ngerti kamu ? Dia itu udah jadi milik aku, bukan milik kamu lagi !’’

            Demi tuhan, hati ku sakit mendengar cacian itu. Yang lebih menyakitkan lagi saat selepas magrib aku ber’sms dengan Ahmad...

            ‘’Lagi apa kak ?’’
‘’Lagi mau ke Lampung, adek...’’
            ‘’Ngapain kak ke Lampung ?’’

            Tapi, saat aku menanyakan hal itu, dia tak membalas sedikit pun. Aku jadi terpikir akan kata – kata perempuan itu dalam pesan nya. Apa benar mereka akan bertunangan ? Aku merasakan sakit di hati ku. Aku tidak bisa memejamkan mata ku sama sekali. Bayangan nya selalu melintas di benakku. Malam itu, aku hanya berdo’a, semoga saja apa yang tengah ku pikirkan itu tidak lah benar.



                                                                                                                                 (Senin, 28 Mei 2012)

           
Hari ini, aku menunggu kabar dari nya. Tapi, dia sama sekali tak mengabari ku sedikit pun. Ketakutan bertambah, hingga sampai malam hari, ponsel nya tak kunjung aktif. Aku gelisah, bisa di bilang galau. Aku tak kunjung berhenti memikirkan dirinya. Aku merasa begitu bodoh memikirkan seseorang yang belum tentu memikirkan ku juga. Namun, aku juga tak bisa membohongi perasaan ku, aku sangat mengkhawatirkan dirinya. Aku benar – benar takut jikalau pertunangan itu benar – benar terjadi. Tak ku bayangkan bagaimana hancurnya aku jika hal itu menjadi kenyataan pahit yang harus ku terima.

            Aku memutuskan untuk tidur, namun sebelum nya, aku mengetik sedikit pesan untuk nya...

            ‘’Kak, kenapa ponsel nya gak aktif ? Pesan aku, jangan lupa makan dan sholat ya kakak, hati – hati di negeri orang...’’

            Dan tak perlu di tanya kan lagi, pesan ku itu sudah pasti tertunda pengiriman nya. Namun tak apa, yang penting saat dia mengaktifkan ponsel nya kembali, pesan itu akan segera ia baca. Aku lalu memaksakan diri untuk tidur dan berdo’a untuk keselamatan dirinya.


                                                                                                                                (Selasa, 29 Mei 2012)

           
Hari ini, dia masih berada di Lampung. Sungguh, hati ku benar – benar sakit saat tau tujuan nya ke Lampung untuk menemani Elda. Namun, apa daya ku ? Toh, aku tak bisa berbuat apa – apa. Elda, aku benar – benar penasaran seperti apa gadis yang menjadi rival ku saat ini. Walaupun sikap nya lumayan baik, tapi aku tak yakin ia tulus padaku. Pasti ini semua siasat nya, agar aku merestui hubungan nya dengan Ahmad. Tak akan !! Takkan pernah aku merelakan hubungan mereka. Aku akan selalu menghantui hidup mereka.

            Tiba – tiba, ponsel ku bergetar lama sekali. Tumben ada yang menelpon ku. Saat ku lihat layar ponsel ku, nama Ahmad lah yang muncul. Ahmad ? Aku tak percaya....

            ‘’Adek, lagi apa ? Kakak ganggu adek, gak ?’’
‘’Ohh, lagi duduk aja, kak. Gak, kok, gak ganggu’’
            ‘’Hm, bagus deh’’
‘’Iya, kak..’’


            ‘’Adek, kakak kangen sama adek... Kakak pengen ketemu adek, tapi gak bisa, coba aja kakak lagi di Palembang, pasti hari ini juga kakak bisa ketemu adek’’
‘’Iya, kak. Emang nya, kapan kakak balik ke Palembang ?’’
            ‘’Gak tau, dek, kakak gak punya ongkos, dan kakak juga msih capek, mungkin kamis kakak balik ke Palembang, doa’in kakak yaa, dek...’’


‘’Ohh.. Iya, kak’’
            ‘’Ngomong – ngomong, adek kangen juga gak sama kakak ?’’
‘’Hm, lumayan, kak’’
            ‘’Adek, kakak janji kalo kakak udah balik ke Palembang, kakak bakal segera nemuin adek, kakak kangen banget sama adek’’
‘’Iya, kak’’


            ‘’Dek ?’’
‘’Apa, kak ?’’
            ‘’Kakak sayang sama adek....’’
‘’Hm , iya, kak, aku juga sayang sama kakak’’

            Hari itu aku sangat senang, karena aku tau ternyata dia masih sangat mencintai ku. Aku berjanji di dalam hatiku, walaupun kini, aku harus berbagi dengan perempuan lain, tapi aku akan berusaha sekuat yang aku bisa untuk selalu mencintainya dan menanti dirinya kembali ke pelukan ku seperti dulu. Ya Allah... Aku sayang dia, berikan aku kemudahan untuk mendapatkan ia kembali. Sungguh, aku takkan pernah menyia - nyiakan cinta nya. Kan ku jaga dengan sepenuh hati ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar