Derap langkah
tebaran debu mengikuti kaki
mengiringi
sepanjang jalan
sudah gersangkah dunia ?
terik sengatan
matahari
keringat bercucuran
basah seluruh badan
namun……
bibir kering
Ku hampiri sepotong kayu
duduk menatap langit
teringat wajah mu sayang
betapa perih hati ku
Ketika jiwa ku
terbuai
engkau berlari
saat ku mengungkapkan cinta
sejati ku
engkau menghindar dan menghilang
Namun ku kejar
diri mu
hanya bayangan semu yg ku dapat
Biarkanlah………
aku
menyendiri tanpa mu
walau hati ku hancur
saat ini aku pasrah
Cuma harapan ku
suatu saat
ketika terbangun
engkau telah disisi ku
karena
diri mu cinta sejati ku
“Pujangga
Kelana”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar