Sistem Pemerintahan
A. Bangsa Sumeria (3.500 - 2.300 tahun SM)
Bangsa Sumeria merupakan bangsa yang pertama kali mendiami kawasan Mesopotamia. sehingga bangsa Sumeria pantas disebut sebagai penduduk asli Mesopotamia. Bangsa Sumeria datang dari wilayah Asia kecil sekitar tahun 3.500 tahun SM. Pada awalnya, bangsa Sumeria mengolah lahan pertanian yang subur sebagai mata pencahariannya. Lama kelamaan, bangsa Sumeria dapat membangun sistem pengairan untuk menanggulangi banjir dan menyalurkan air ke lahan-lahan pertanian, seperti sistem irigasi dan kanal. Dengan hasil pertanian yang melimpah, bangsa Sumeria sekitar tahun 3.000 tahun SM membangun 12 kota-kota besar, di antaranya kota Ur, Uruk, Lagash dan Nippur.
Gambar puing-puing Kota Nippur
B. Babylonia Lama (1.720 - 1.350 tahun SM)
Imperium Sargon pada tahun 1.720 SM dapat dikalahkan oleh bangsa Amorit yang termasuk rumpun Semit dari Jazirah Arab (sekarang Syiria). Bangsa Amorit ini kemudian mendirikan ibukota baru di Babylon, sehingga periode ini dikenal dengan nama Babylonia. Raja yang terkenal dan sangat berperan dalam perkembangan peradaban Babylonia adalah Raja Hammurabi. Sumbangan terbesar Raja Hammurabi terhadap peradaban dunia adalah Undang-Undang Hammurabi atau Kode Hukum Hammurabi.
C. Assyria (1.350 - 627 tahun SM)
Bangsa Assyria yang tinggal di hulu sungai Eufrat dan sunga Tigris dapat mengalahkan kekuasaan bangsa Amorit atau Babylonia di bawah pimpinan Ashurballit pada tahun 1.350 SM. Muncullah kerajaan baru, yaitu kerajaan Assyria dengan ibu kota Nineveh. Bangsa Assyria adalah bangsa militer yang memerintah dengan menyebarkan rasa takut dengan melakukan kekejaman-kekejaman terhadap lawan-lawannya. Dengan keunggulan persenjataan, bangsa Assyria dapat menguasai seluruh Mesopotamia dan Mesir. Pada masa Assyria di bawah Raja Ashurbaniphal II, dibangun perpustakaan tertua di dunia yang mampu menampung 22.000 tablet yang berisi informasi-informasi di berbagai bidang kehidupan bangsa Mesopotamia.
Gambar ilustrasi Kota Nineveh
D. Babylonia Baru (605 - 550 tahun SM)
Pada tahun 627 SM, bangsa Khaldea dapat melepaskan diri dari kekuasaan bangsa Assyria dan membentuk imperium Babylonia baru karena masih beribu kota di Babylon. Peradaban Babylonia baru ini sebetulnya melanjutkan peradaban-peradaban sebelumnya terutama peradaban Babylonia lama. Imperium ini mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan Raja Nebukadnezar II. Imperium ini berakhir pada tahun 530 SM, akibat dikalahkan oleh bangsa Persia yang mendapat bantuan dari bangsa Media.
E. Persia (525 - 331 tahun SM)
Setelah imperium Babylonia baru dapat dikalahkan oleh bangsa Persia dan bangsa Media dari Indo-German, muncullah imperium baru dibawah kekuasaan bangsa Persia. Raja pertama imperium Persia adalah Cyrus dan raja terakhirnya adalah Xerxes. Imperium Persia memperoleh puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Raja Darius. Daerah kekuasaannya membentang dari Mesopotamia, Mesir, sampai ke Sungai Indus. NAmun sejak terjadinya peperangan dengan Yunani, Persia mengalami kemunduran. Akhirnya Persia dapat ditaklukkan oleh Raja Alexander agung pada tahun 331 SM.
Sistem Kepercayaan
Bangsa Sumeria percaya bahwa banjir yang ditimbulkan Sungai Eufrat dan Tigris dapat menghancurkan kota kota yang mereka bangun. Untuk itu, bangsa Sumeria membangun kuil-kuil yang megah dan indah di kota-kota mereka agar dewa menyukai mereka. Kuil-kuil tersebut mereka bangun sangat tinggi karena mereka percaya, semakin tinggi kuil semakin dekat mereka dengan dewa. Tinggi kuil-kuil tersebut mencapai 88 meter. Kuil tersebut mereka namakan Ziggurat.
Gambar puing ziggurat di Irak
Bangsa Sumeria menyembah banyak dewa, di antaranya Dewa
Enlil sebagai dewa bumi dan sekaligus sebagai dewa tertnggi yang
menguasai alam semesta, Dewa Enki sebagai dewa air, Dewa An sebagai dewa
langit, dan Dewa Samash sebagai dewa matahari.
Bagi
bangsa Amorit atau Babylonia, mereka percaya dewa tertinggi adalah Dewa
Samash, atau lebih dikenal dengan nama Dewa Marduk. Bagi bangsa Assyria,
dewa tertinggi adalah Dewa Ashur. Lain lagi dengan bangsa Persia yang
cenderung percaya pada satu dewa. Seorang guru besar bernama Zarathustra
atau Zoroaster pada abad ke 7 SM mengajarkan bahwa dunia ini ada dua
kekuatan yang saling bertentangan. Yakni kekuatan baik dan jahat.
Kekuatan yang baik disebut Ahura Mazda dan kekuatan yang jahat disebut
Ahriman. Ajaran ini berkembang pada tahun 660 - 583 tahun SM ketika
dianut oleh Raja Vihtaspa, ayah dari Raja Darius. Ajaran Zoroaster ini
juga memiliki kitab suci yang mereka sebut Avesta.
Gambar tablet yang
menunjukkan Ahura Mazda melawan Ahriman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar