Suku Polahi ini bahkan jauh lebih
tertinggal daripada suku suku yang masih dianggap primitive lainnya di Indonesia. Rata rata suku primitive yang lain
setidaknya sudah mulai hidup menetap dan mulai terbuka dengan kehidupan
luar.
Suku Polahi ini memiliki pola hidup
berpindah pindah (Nomaden) dari satu hutan ke hutan yang lain. Mereka
juga belum mengenal pakaian, agama bahkan mereka juga tak mengenal hari.
Dalam kesehariannya mereka menghabiskan
seluruh waktu mereka di dalam hutan dengan hanya mengandalkan gubuk
kecil beratapkan dedaunan tanpa dinding sebagai tempat peristirahatan
sementara mereka.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka
biasanya berburu babi hutan. Rusa dan ular. Selain itu mereka juga
mengkonsumsi dedaunan, umbi umbian dan akar rotan sebagai makanan sehari
hari. Untuk memasak mereka menggunakan batang bamboo sebagai wadah.
Cara memasaknya juga amat sangat sederhana yaitu dengan memasukkan semua
bahan makanan kedalam lubang bambu lalu membakarnya diatas perapian
hingga batang bamboo tadi retak atau pecah sebagai tanda bahwa makanan
telah selesai di masak. Makanan tersebut 100% asli tanpa bumbu apapun
karena mereka juga belum mengenal bumbu bumbuan.
Hal unik lainnya dari suku polahi adalah
cara berpakaian. Kalau kita mengenal beberapa suku di papua menggunakan Koteka
sebagai penutup aurat, maka Suku Polahi lebih memilih menggunakan cawat
yang mereka buat dari daun yang diikat menggunaan tali dari kuit kayu.
Cawat ini juga digunakan oleh kaum perempuan. Mereka belum mengenal
penutup dada alias Bra. Jadi kaum perempuan Suku Polahi dalam
kesehariannya adalah Toples alias setengah bugil.
Yang paling unik dari suku ini adalah
system perkawinan. Mereka mungkin satu satunya Suku di Indonesia yang
menganut perkawinan sedarah, dimana jika satu keluarga memiliki anak
laki laki dan perempuan maka mereka otomatis akan di nikahkan dengan
saudaranya tersebut. Jadi anak anak mereka sekaligus menjadi menantu
mereka. Bahkan sang ibu bisa menikahi anak lelakinya dan sang ayah bisa
menikahi anak perempuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar