Rabu, 03 April 2013
25 nabi dan rasul - nabi saleh a.s
Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah
dimasukkan bagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan
mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran
bernama ” Alhijir ” terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya
termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu
angin taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas
pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi
Hud A.S. Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu
dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum
Tsamud.Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah,
binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun
bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah
yang datar dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka
hidup tenteram , sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan
alamiah dan bahwa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak
keturunan mereka. Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah
berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka
berqurban, tempat merekaminta perlindungan dari segala bala dan musibah
dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dpt melihat
atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dpt mrk jangkau dengan
pancaindera. Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud Allah Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba_Nya berada
dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi pesuruh disisi-Nya
untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang
sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan
azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan
diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk
menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum
Tsamud, yang kepada mrk telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah
dipilih-Nya dari suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan
dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan
ramah-tamah dalam pergaulan. Nabi Shaleh memperkenalkan kepada Tuhan
yang sepatut mereka sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah
mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan
tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan keperluan hidup mereka,
mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka
dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup
dan kebahagiaan lahir dan batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka
sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu
gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau
melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya. Nabi Shaleh memperingatkan
mereka bahwa ia adalah seorang daripada mereka , terjalin antara dirinya
dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak
keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka.Ia
mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan
menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian,
kesengsaraan dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka
bahwa ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan
didakwahkan kepada mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan
kepada mereka untuk kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah
mereka mati di akhirat kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan
dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar
meeka segera meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan
percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon
ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah
mereka lakukan.Allah maha dekat kepada mereka mendengarkan doa mereka
dan memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya. Terperanjatlah kaum
Shaleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal
yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka
sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Shaleh itu seraya berkata
mereka kepadanya:”Wahai Shaleh ! Kami mengenalmu seorang yang pandai,
tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua
pertimbangan mu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda
kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau
sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang
kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan
menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan
kesusahan.Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan
kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak
tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar